H E L L O!
buat kalian yang baca ini, semoga sehat-sehat terus ya! Jaga kesehatan dan jangan lupa bahagia gais. Jadii, ini blog pertama aku dan aku kenalin diri dulu deh, biar kita kenal. Namaku Maria Viona, biasa sih dipanggil Maria. Tahun ini aku berumur 18, masih muda kan? hehe
Aku anak terakhir dari 4 bersaudara. Aku suka menulis dan mengarang, jadi kalo ada apa-apa aku pandai beralasan haha. Ga dengg, becanda ya! Tahun ini aku lulus smk tapi sayangnya ada banyak banget hambatan yang terjadi taun ini. Jadi sama sekali ga ada perpisahan 😥, ada yang senasib? haha yang sabar yaa. September ini aku masuk kuliah dan aku ambil jurusan ilmu komunikasi lebih tepatnya ke jurusan broadcasting. Jujur aku belom terlalu paham gimana broadcasting itu, cuma dari semua jurusan broadcast doang yang paling nyantol di hati. Jadi aku memberanikan diri untuk milih jurusan itu.
Dan di blog ini, aku mau review 2 buku novel yang menurut ku bagusss banget! kalian wajib banget baca. Makna nya itu loh dapet banget haha. Judul Novelnya "Nonversation" karya Valerie Patkar dan "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" karya Tere Liye. Penulisnya aja pasti udah ga asing kan? Novel yang dibuat sama mereka udah banyak banget. Langsung aja ke review novel Nonversation ya!
Novel Nonversation
Nama Pengarang : Valerie Patkar
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : Bhuana Sastra
Tema dari novel Nonversation ini adalah tentang kehilangan. Dan di novel ini juga memiliki konflik tentang keluarga, percintaan dan pertemanan. Menarik banget sih karena tema itu sering dialami di kehidupan nyata.
Gaya bahasa yang digunakan di novel Nonversation ini juga enjoy bangett, ringan gitu jadi kita sebagai pembaca gampang buat paham dari setiap part part yang ada. Di novel ini kadang pake aku kamu, kadang pake gue lo, gaul banget sih bahasanya. Terus di novel ini banyak kutipan yang bikin baper alias bawa perasaan, apalagi buat para perempuan, harus banget baca buku ini sih. Salah satu kutipannya;
"Untuk kamu yang selalu sibuk berteman dengan orang lain hingga lupa berteman dengan dirimu sendiri. Untuk kamu yang selalu menerima tapi tidak pernah diterima. Untuk kamu yang kehilangan tanpa sempat mengenang. Untuk kamu yang mencari tapi sungkan menemukan. Dan untuk kamu yang dianggap sekadar oleh dia yang kamu jadikan segalanya."
waaa astaga. aku ceritain singkatnya dari novel ini deh yaa.
Novel Nonversation ini menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Theala Radista Queensy, atau yang lebih akrab biasa di panggil dengan sebutan Theala. Ia adalah seorang mahasiswi jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Frathur. Theala adalah perempuan yang sangat cuek dan dingin. Ketika Theala pergi ke kampusnya, Ia membuat seseorang penasaran dengan kejutekan dia. Laki-laki itu bernama Gamaliel Audirga Danuandra atau lebih sering dipanggil dengan Dirga. Dirga ini sangat penasaran dengan perempuan yang bernama Theala itu. Dirga selalu mencari tau tentang Theala. Suatu hari Dirga menemukan Theala di sebuah tempat minum kopi, dan Theala sedang sendiri sambil menangis. Dirga yang melihat Theala seperti itu sangat tidak tega. Dirga ingin mendatangi Theala dan menghiburnya.
Dirga awalnya tidak berani mendatangi ke tempat kopi itu, tapi seiring waktu melihat Theala yang benar-benar sedih, akhirnya Dirga memberanikan diri untuk mendatangi Theala. Ketika Dirga datang ke tempat Theala, Dirga berpikir bahwa si Theala ini bener-bener sedang terluka. Sebelum Dirga datang ke tempat Theala, Ia melihat ada seorang bapak-bapak yang meninggalkan Theala pada saat itu, dan Dirga yakin bahwa itu adalah ayah nya Theala. Tatapan Theala ke Dirga pun sangat berbeda, Dirga merasa Theala sangat sakit hati. Kemudian Theala berdiri dari tempat duduk dan ingin menjauhi Dirga, tapi Dirga tidak bisa menahan untuk tidak peduli terhadap Theala. Dirga menarik tangan Theala dan mengajaknya ke suatu tempat yang bisa membuat Theala tersenyum kembali. Dirga mengajak Theala ke Pasar Kue Subuh. Dan ternyata Theala menyukai tempatnya karna ramai.
Sampai beranjak malam, Gamaliel Audirga Danuandra dan Theala Radista Queensy mulai mengenal satu sama lain. Bahkan Dirga sama sekali tidak takut cerita tentang apa yang dia alami dari dulu hingga sekarang. Dirga juga tidak takut menceritakan tentang kelemahan yang ia miliki dan masalah tentang keluarga nya. Tentang Ayahnya yang selalu membenci Dirga tiap kali di rumah. Tentang tangannya yang selalu gemetar karena penyakit tremor esensial akibat terlalu sering di pukuli oleh ayahnya. Bahkan tentang mimpinya yang Ia ingin menjadi seorang prajurit TNI AU. Semua ia ceritakan pada Theala.
Yang awalnya Dirga bener- bener hanya penasaran, semua berubah menjadi perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata. Theala dan Dirga berjanji untuk sama- sama menyembuhkan luka. Tapi suatu hari, Theala mempunyai projek dari kampusnya untuk membuat projek dan berkelompok dengan Detrian Bhadrika. Theala pernah menyukai Trian semenjak sekolah bahkan sampai sekarang pun ia masih menyukai Trian. Karena proyek ini mereka semakin lama semakin dekat. Dan pada akhirnya mereka pacaran. Hubungan Theala dan Trian sebenarnya tidak luput dari campur tangan Dirga. Dirga tahu bahwa Trian adalah cinta pertama nya Theala, sehingga Dirga membiarkannya walaupun hati nya sakit dan terluka setelah melihat mereka yang semakin hari semakin dekat.
Tapi Dirga merelakan Theala karena bagi dia, yang penting Theala bahagia dia juga ikut bahagia. Tapi seiring berjalan nya waktu, Theala selalu mencari Dirga setiap ia memiliki masalah. Namun hubungan Theala dan Trian nyata nya tidak berlangsung lama. Karena ada pengaruh di masa lalu Trian, sehingga membuat hubungan mereka berhenti dengan cukup cepat. Setelah Dirga tau bahwa mereka pacaran, Dirga mulai kembali seperti awal, dia pacaran dengan perempuan liar. Dia kembali menganggap bahwa perempuan adalah hanya mainan, bertingkah seenaknya seolah- olah hanya untuk menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya kepada Theala.
Dirga bahkan sampai tidak masuk kelas hampir sekitar 1 minggu lama nya. Membuat dosen pembimbing nya, Pak Suban hampir menyuruh Dirga untuk kembali mengulang kuliah nya semester depan karena ada satu tugas penelitian yang Dirga belom selesai kerjakan. Theala yang mendengar berita tersebut, rasa nya ingin membantu Dirga. Ia memutuskan untuk mengerjakan tugas Dirga sendirian. Bahkan Theala rela begadang hingga sampai jam 1 pagi untuk melakukan praktikum Lab hanya untuk menyelesaikan tugas Dirga agar Dirga tidak mengulang semester depan.
Tapi sial nya, Dirga malah asik- asikan dengan pacar baru nya di klub malam. Kemudian Theala dan Trian putus ketika ibu Theala masuk ke rumah sakit. Dan pada hari itu juga Dirga tidak jujur pada perasaan nya sendiri. Dirga menyukai Theala, tapi ia tidak jujur pada Theala. Dia bilang “We Are Nothing” seakan kayak mereka sama- sama hanya menganggap sebatas teman dan ga lebih. Padahal Dirga sangat menyukai Theala, Ia menyukai setiap kelemahan dan kelebihan yang Theala miliki. Tapi sayangnya Dirga sangat pengecut. Ia tidak berani mengungkapkan perasaan nya yang sesungguh nya. Ia lebih mementingkan egonya.
Dirga tidak memikirkan bahwa betapa penting nya memiliki orang yang kita sayangi. Tak lama dari itu, Ibu Theala meninggal dunia. Dan Theala memutuskan untuk melanjutkan hidup di luar negeri dengan meninggalkan bekas- bekas luka yang ia alami selama ini. Dirga akhirnya menyusul Theala setelah bertahun- tahun, ia mencoba menyerah dengan perasaan nya. Dirga merasa terbebani dengan perasaan nya yang belum dia ucapkan pada Theala. Kemudian akhirnya Dirga mengungkapkan perasaan sesungguh nya pada Theala. Bahwa selama ini memang Dirga menyukai Theala. Dirga menganggap Theala lebih dari sekedar teman. Tapi Theala dari dulu hanya menganggap Dirga sebagai teman, karena dari sifat Dirga sendiri. Theala pikir Dirga pasti menganggap nya hanya sebatas teman, karna Dirga sering berganti pacar. Sifat playboy nya itu lah yang membuat Theala berpikir demikian.
Pada akhirnya Dirga tetap mengungkapkan perasaan nya yang telah ia pendam selama ini. Dan Dirga merasa lebih tenang dan lega. Walaupun Dirga tahu bahwa dengan mengungkapkan perasaan Theala belum tentu mau berhubungan dengan Dirga. Tapi Dirga berharap mereka masih bisa menjalin hubungan seperti teman pada umum nya/ seperti biasa mereka dulu. Tapi ini bener-bener ga di duga banget akhirnya. Mereka sama- sama hidup masing- masing.
Singkat ceritanya kurang lebih kayak gitu sih. Gimana menurut kalian? bagus kan? berasa aja sih feelnya. Kalian harus banget baca buku novel nonversation ini.
Untuk karakter dari masing-masing tokohnya ;
Theala merupakan seorang gadis yang jutek, dingin, judes, cuek, mandiri, sederhana dan keras kepala. Tapi di beberapa waktu, Theala bisa berubah menjadi sosok yang bawel, perhatian, juga rapuh namun sangat tulus dalam melakukakn segala hal, seperti dari kelakuannya sehari- hari. Theala bahkan tidak pernah merasa berat hati untuk berkata makasih atau maaf jika ia melakukan suatu kesalahan.
Dirga, Ia hampir sama dengan Theala, sama- sama cuek. Bedanya Dirga terkenal dengan sifat player nya dan image sebagai cowo ngga bener atau playboy karena Dirga sering berganti- ganti pacar hampir tiap 2 minggu sekali dan Dirga sering mabuk- mabukan di klub malam. Tapi Dirga di depan Theala sangatlah berbeda. Ia menjadi sosok laki- laki yang iseng, bawel tapi juga rapuh, Dirga sangatlah pengecur karena tidak berani mengungkapkan perasaan nya kepada Theala.
Trian, sosok lelaki yang bisa dibilang sangat dewasa. Trian sangat perhatian apalagi kepada keluarganya. Ia penurut, cuek suka baca buku sejak kecil tapi sayang nya ia suka merokok.
Ardan, ia adalah teman nya Dirga, yang tidak terlalu menonjol dalam novel Nonversation ini. Dia hampir sama dengan Dirga, sering mabok- mabokan di klub malam dan iseng. Ia sering sekali mengompori hubungan orang lain. Tapi ia sendiri masih belum bisa melupakan mantan nya sewaktu SMA.
Om Lariel yang berperan sebagai Ayahnya Dirga, yang mungkin kita beranggapan bahwa dia adalah orang yang jahat, dingin, kasar, terlalu tegas, dan juga kejam. Namun, sebenarnya ia adalah sosok yang memprihatinkan. Ia hanya butuh teman untuk bisa mendengar keluh kesalnya selama ini. Ia adalah salah satu sosok ayah yang sangat peduli terhadap anak- anaknya meskipun jarang sekali menunjukannya secara langsung.
Latar tempat yang digunakan di Novel Nonversation ini sangat unik dan terasa nyata, seperti Pasar Kue Subuh, Starbucks, ITB, Bioskop, kampus Frathur, Rumah Theala, Apartemen Dirga, Rumah Trian, Toko Buku Lama di blok M bahkan sampai warung Soto Tangkar juga ada di dalam latar novel ini.
Kelebihan dari novel Nonversation ini menurut saya adalah mulai dari cover yang menarik, gaya bahasa, latar semuanya tersusun dengan luar biasa! Pemilihan tokohnya juga bener- bener bisa bikin pembaca membayangkan dan merasakannya, bisa ikutan baper juga. Sama sekali tidak membosankan, justru bikin pembaca jadi lupa waktu karena emang se menarik itu ceritanya. Dari gaya bahasa yang ringan sehingga membuat kita juga jadi enjoy bacanya. Ceritanya tetep bisa disampaikan dengan sangat baik dan tidak berbelit- belit. Alurnya juga halus, jadi saat flashback pun ga bikin pembaca bingung. Bahkan alurnya malah bisa bikin pembaca menangis. Terus pesan yang disampaikan juga unik sih. Kita diajarin supaya belajar merelakan sesuatu. Novel Nonversation ini jadi cocok banget buat kalian para remaja yang masih bingung bagaimana untuk lebih bisa menerima arti kehilangan yang sesungguh nya. Ceritanya bener- bener menyentuh dan unik.
Kekurangan di Novel Nonversation ini jujur saya bingung banget. Soalnya menurutku semuanya menarik dan udah disusun sebagaimana mestinya dan bikin pembaca seneng. Tapi semua balik lagi ke masing- masing pembaca sih, kalau menurut saya, kekurangan nya susah ditemukan.
Amanat dari novel ini yang saya ambil adalah, dimana kita harus belajar merelakan yang namanya kehilangan seseorang. Kita harus mencoba untuk mensyukuri sama setiap apa yang terjadi sama kita. Tentang gimana kita harus bisa berdamai sama masa lalu. Tentang bagaimana kita harus mencoba untuk belajar mendengarkan orang lain. Ada 1 kutipan yang cukup bagus ; “Kadang seseorang itu cuma butuh didengar tanpa di ceramahi. Kadang seseorang juga cuma butuh dimengerti tanpa perlu dibanding- bandingkan” - Theala.
Beberapa quote yang bagus menurut ku;
“ A guy and a girl can be friends, but at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporaly, maybe at the wrong time, maybe too late or maybe forever”.
“ Kalau memang masa lalu ada untuk dilupain, kenapa ketika masa depan datang dia malah muncul lagi?”
“ Maybe this feeling I keep for you, makes me learn that seeing you are there, being all so fine and happy, is more than enough.”
“ Karena setau gue, secuek- cueknya orang, pasti selalu ada satu nama yang dia simpan rapat- rapat untuk selalu diingat.”
Kurang lebih itu sih review dari aku pribadi. Mungkin menurut kalian ada yang berbeda ya balik ke masing-masing pembaca hehe. Aku lanjut review ke buku novel yang kedua ya! Yang ini juga ga kalah bagus pastinya.
Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2010
Kenapa sih aku mau baca novel karya Tere Liye yang berjudul Daun yang Tak Pernah Membenci Angin, karena rekomendasi dari temen-temenku yang bilang kalau novel karya Tere Liye bagus- bagus dan memiliki makna yang sangat dalam. Juga kata nya novel yang dibuat oleh Tere Liye tidak membosankan. Jadi aku coba baca novel ini. Aku dipinjamkan novel ini oleh temen sekolah aku dulu waktu masih SMK. Dan ya memang cukup menarik novel karya Tere Liye. Aku menghabiskan cerita ini sekitar 3 hari. Karena jujur aku kalau membaca tidak kuat lama- lama. 3 hari untuk 264 halaman mungkin bagi pecinta baca novel sangat lama. Karena biasa nya orang membaca 200 an halaman mungkin hanya setengah hari.
Tema di Novel Daun yang tak pernah membenci angin ini menurutku mengenai Ikhlas dalam menerima takdir Tuhan. Seperti dari kutipan “ Ketahuilah, Tania dan Dede, Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin, dia membiarkan diri nya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.” dan ada juga kutipan “ Bahwa hidup harus menerima.. penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti.. pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami.. pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan”. Jadi tema nya menurutkusih, tentang keikhlasan.
Gaya Bahasa yang dipakai dalam novel berjudul Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin bahasa nya santai dan enjoy. Tidak terlalu baku, sehingga pembaca juga mudah mengerti dan menikmati.
Alur yang digunakan juga campuran, kadang maju kadang flashback. Singkat ceritanya, suatu hari, ada seorang gadis bernama Tania, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hidup nya semakin sulit ketika seorang ayah meninggal dunia, dan membuat ibu nya menjadi tulang punggung dari keluarga kecil yang terdiri dari Tania dan seorang adiknya bernama Dede. Karena semakin sulit kehidupan yang menimpa mereka, akhir nya Tania dan Dede memutuskan untuk berhenti sekolah karena tidak sanggup membayar uang sekolah.
Tania dan Dede juga akhirnya membantu Ibu nya untuk mencari uang. Mereka mulai mencari uang dengan cara mengamen, dari mobil ke mobil, menyanyikan bermacam- macam lagu hanya untuk mendapatkan uang. Mereka sama- sama berharap supaya dengan mereka membantu ibu nya mencari uang, itu bisa meringankan beban ibu nya sebagai tulang punggung keluarga kecil ini. Karena mereka tau, ibu nya bekerja keras hingga sakit- sakitan makanya mereka giat sekali untuk mencari uang.
Tapi seketika semua kesulitan yang menimpa Tania, mendadak sirna, ketika ia menemukan seseorang. Ketika sudah larut malam, mereka ( Tania dan Dede) mengamen di sebuah bis kota yang penuh dengan orang- orang yang baru pulang kantor. Saat mengamen di bis itu, Tania menggunakan baju yang lusuh, kusam dan ia tidak menggunakan alas kaki/ sendal. Saat itu, Tania menginjak sebuah paku payung, yang membuat kaki Tania luka dan terus mengeluarkan darah yang mengalir deras. Pada saat itulah seseorang membantu Tania. Seseorang itu membersihkan luka Tania dan menutupnya dengan saputangan yang ia miliki.
Kemudian ia juga membelikan obat merah untuk menyembuhkan lukanya. Keesokan hari nya, Tania dan Dede tetap mengamen dengan kondisi Tania yang pincang akibat terkena paku payung kemaring. Mereka mengamen dari bis ke bis, hingga akhrinya Tania bertemu lagi dengan seseorang yang menolongnya kemarin. Saat mereka bertemu, seseorang itu memberikan dua buah kotak kepada Tania dan Dede. Kotak itu berisi dua buah sepatu untuk Tania dan untuk Dede. Kemudian hari itu juga seseorang itu menghampiri rumah Tania dan Dede dan bertemu dengan ibu nya. Ia mengatakan bahwa ia akan menyekolahkan Tania dan Dede hingga tamat.
Sejak itu lah, kehidupan Tania dan Dede mulai berubah, mereka mulai sama- sama bersekolah lagi, mereka kembali menuntut ilmu berkat seseorang yang bagaikan malaikat di mata Tania. Seseorang itu bernama Danar. Kemudian Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda. Ia merasa bahwa ia menyukai Danar ( disebut di novel Om Danar). Tapi ia merasa ia masih terlalu kecil dan tidak mengerti akan perasaan yang membuat hati nya tidak tenang. Tetapi, tidak lama mereka merasakan kehidupannya berubah, tiba- tiba musibah menghamiri Tania dan Dede lagi. Tak diduga Ibu nya Tania dan Dede meninggal dunia.
Tetapi setelah kepergian ibu nya, Tania memutus kan untuk menerima beasiswa sekolah menengah di Singapura. Tania terpaksa meninggalkan Om Danar dan adiknya. Ia bersekolah di Singapura selama 3 tahun, dan akhirnya ia balik ke Indonesia. Saat hari kelulusannya, Om Danar dan kekasihnya bernama Kak Ratna dan juga Dede hadir dalam acara kelulusannya. Saat itu Om Danar dan Kak Ratna memberi tahu ke Tania bahwa mereka akan melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius yaitu mereka akan menikah.
Tania sangat kaget dan terkejut. Tania sama sekali tidak mau mendatangi pernikahan Om Danar dan Kak Ratna. Tania benar- benar sakit hati. Ia pikir sosok malaikat ( Om Danar ) menyukai Tania. Ternyata perasaan Om Danar sudah jelas depan mata, ia tak pernah menyukai Tania. Padahal Tania sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik demi Om Danar, ia menuruti semua perkataan nya, dan tumbuh menjadi gadis yang cantik , cerdas dan dewasa. Tapi suatu hari, Tania mendapatkan pesan dari Kak Ratna mengenai hidup nya dengan Om Danar. Dan akhirnya Tania memutuskan untuk balik ke Indonesia.
Lalu saat Tania balik ke Indonesia, adiknya Tania yang bernama Dede, menjelaskan semua nya. Bahwa sebenarnya, sikap baik dari Om Danar ke Tania memang karena Om Danar menyukai Tania. Akhirnya Tania bergegas mendatangi Om Danar, dan di situlah semua nya terungkap tapi sayangnya, semua sudah terlambat dan tidak bisa berubah. Karena Om Danar sudah menikah dengan Kak Ratna dan Kak Ratna sudah mengandung anak. Dan akhirnya mereka sama- sama belajar untuk mengikhlas kan dan merelakan dengan perasaan mereka yang sama tapi tak berani diungkap kan.
Kurang lebih singkat ceritanya kayak gitu, gimana? menarik kan? menarik banget sih! kalian harus banget baca. Nah untuk penokohannya ;
Tania adalah seorang gadis yang cerdas, cantik dan dewasa, bertanggung jawab, tulus, setia, membanggakan, dan berlapang dada. Selain itu, Tania juga gadis yang sangat menyanyangi keluarganya, terutama adik dan ibu nya. Ia rela mengorbankan sekolahnya, demi membantu ibu nya mencari uang karena untuk kelangsungan hidup keluarga kecil ini.
Tania bisa dibilang cerdas karena ada kutipan “Setelah berjuang habis- habisan, di ujian terakhir, akhirnya aku berhasil melampui 0,1 digit si nomor satu selalu. Tipis sekali. Aku mendapatkan peringkat terbaik.”
Tania dikatakan sebagai anak yang membanggakan dari kutipan “Lihatlah Tania yang dewasa dan cantik, Tania yang akan selalu membanggakan Ibu, Tania yang akan selalu membangga kan.”
Om Danar yang dimata Tania adalah sebagai malaikat. Om Danar adalah seorang pemuda yang tampan, dewasa, baik, murah hati, penolong, penyanyang, dan Om Danar sangat menyukai anak- anak. Ia pandai menulis novel.
Om Danar di katakan baik karna “ Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok dihadapan ku. Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan hitam karena bekas jalanan. Hati- hati membersihkan nya dengan ujung saputangan. Kemudian membungkus nya perlahan-lahan”. “saat kami turun, ia memberikan selembar uang sepuluh ribuan untuk beli obat merah”.
Om Danar bisa dibilang menyukai anak-anak karena ada part yang mengatakan “..Kak Ratna nggak akan pernah suka sama anak- anak. Lihat, emang pernah Kak Ratna datang di kelas mendongeng? Kak Ratna juga nggak suka berdiri di lantai dua toko buku itu. Itu kan ritual wajib Om Danar.”
Dede, adalah adiknya Tania. Dede adalah seorang pemuda yang baik, menyanyangi keluarganya, cerdas tampan, dan tidak bisa diam. Dede sangat sering menyeletuk dan mengoceh ketika sedang berkumpul dengan Om Danar, Tania, dan Kak Ratna. Dede memiliki hobi bermain lego, sejak pertama ia dapatkan dari Om Danar. Ia juga pandai bercerita, karena sering bercerita dengan Om Danar dikelas mendongeng.
Dede dikatakan cerdas karena “Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit”.
Dede dikatakan pandai bercerita karna “kau pandai sekali bercerita, dua kali lebih pandai dibandingkan Tania”.
Kak Ratna. Ia adalah seorang perempuan yang seperti artis. Ia baik, menyenangkan, cantik, penyabar, tulus, dan mau mendengarkan. Ia begitu menyanyangi Danar sehingga ia sampai tidak mengetahui perasaan Danar yang sebenarnya yang ia simpan diam-diam.
Kak Ratna dikatakan pengertian, mau mendengarkan, sabar dari kutipan “ Matang, pengertian, penyabar dan mau mendengarkan. Aku menelan ludah. Dalam hal, sifat baik itu ada pada Kak Ratna, bukan pada ku.”
Kak Ratna cantik, rambut nya panjang dan pakaiannya modis, seperti artis- artis. Mukanya bermake up tipis ( natural ).
Ibu Tania dan Dede dimana ibu ini adalah seorang wanita yang sangat baik dan menyanyangi keluarganya. Ibu sangat pekerja keras, ia rela banting tulang demi kelangsungan hidup mereka. Bahkan ibu sampai sakit- sakitan karena terlalu bekerja keras. Ibu Tania dan Dede sangat lah pengertian, sabar dan tabah dalam melanjuti kehidupan sehari- hari nya. Ibu nya juga sangat cemas dan khawatir pada anak- anaknya.
Ibu bisa dikatakan pencemas karena ada part mengatakan “ kata ibu, “Tania, hati- hatilah disana! Kita harus mengganti setiap barang yang rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal.”
Dan ibu bisa dibilang pengertian karena “tadi Ibu bilang, jangan ganggu dia dengan berbagai pertanyaan, Om Danar lagi capek! Itu ujar ibu.”
Amanat dari novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin menurutku, terkadang hal yang terbaik dalam hidup adalah menerima. Kita harus menerima segala hal yang mungkin terjadi diluar apa yang kita inginkan. Menerima dan belajar untuk selalu mengikhlaskan. Kalau sesuatu itu memang bukan hadir untuk kita, mau kita berjuang seberapa pun, mau kita susah payah pun, dan meski seberapa pun sakitnya kita bertahan, dan seberapa pun indahnya memori yang ada bersama orang tersebut, kita tidak akan mendapatkannya. Karena rencana Tuhan selalu berbeda. Mungkin buat kita, dia lah orang yang terbaik, tapi belum tentu terbaik menurut kehendak Tuhan. Dalam novel ini, juga diajarkan, sesulit apapun kita, sesusah apapun masalah yang menimpa kita, kita harus tetap positif dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Karena Tuhan itu adil. Kita tidak mungkin selalu dikasi hal yang menyedihkan. Tuhan kasih kita susah sekarang, tapi bahagia nantinya.
Hidup itu memang lucu. Kadang kita bahagia banget, kadang kita sakit hati, kadang kita jatuh banget. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan memberi kita musibah atau cobaan kalau Tuhan tau kita itu tidak sanggup. Dan kita juga harus mengembangkan diri dan menjadi lebih baik seperti yang dilakukan Tania. Meski Tania tidak berakhir bersama Om Danar, tapi ia tetap melanjutkan hidup dan menjadi wanita yang sukses di Singapura. Dan amanat lain yang saya dapatkan mengenai cinta adalah cinta itu perih bila tidak diungkapkan, cinta tidak memandang berapa perbedaan usia kamu. Cinta itu menyenangkan tapi akan sangat terasa pahit apabila hanya dipendam dalam hati. Cinta itu ikhlas dan butuh pengorbanan. Dan cinta tidak selalu berakhir bahagia, karena cinta tidak harus memiliki.
Beberapa kalimat- kalimat yang menurutku sangat bagus di buku Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin :
- Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi esok atau lusa.
- Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja, tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
- Kehidupan terus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kehidupan ini seperti daun yang jatuh, biarkanlah angin yang menerbangkannya.
- Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana. Dan kamu akan menegrti akan memahami dan akan menerima.
- Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang amat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna. Hanya cinta yang sempurna.
- Kau memang berhak menyampaikan perasaan mu, tetapi kau lupa dia juga berhak untuk tidak mendengar apa yang akan kamu sampaikan.
- Hidup itu harus berlanjut, dalam bentuk apapun.
Nah, kurang lebih review dari 2 novel nya seperti itu. Kalian wajib banget baca sih, karena emang sebagus itu hehe. Kalau ada salah dimaafin ya! Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, see you!💗🙏
Komentar
Posting Komentar